Sabtu, 17 Desember 2011

Mengintip masa depan OPERA


dari daerah Norwegia,terlahir lah sebuah peramban cantik seperti tempat asal lahirnya yaitu peramban yang selalu cantik,inovatif,kreatif dan menarik.Nomor satu di ponsel ,popular di destkop dan kini telah merambah ke perangkat televisi.Inilah cerita masa kini dan masa depan OPERA


Skandinavia tempat lahirnya bangsa VIKING yang terletak di belahan eropa utara.Sadar atau tidak, daerah ini telah melahirkan berbagai perusahaan teknologi informasi dan komunikasi.


Swedia punya Sony erricson yang menjadi vendor perusahaan telekomunikasi mobile terbesar di dunia.Di Denmark ada Bang & Olufsen yang tidak lain memiliki nama besar di sistem audio.Finlandia adalah negara asal dari Nokia sang penguasa pasar ponsel dunia dan asal dari Rovio mobile,pengembang game ter aksis masa kini angry bird.Norwegia adalah negara asal dari Opera yang merupakan peramban terpopuler saat ini

Nama terakhir inilah yang pada tanggal 11 Oktober lalu menyelenggarakan konferensi Up North Web 2011, bertempat di Holmenkollen Park Hotel Rica, Oslo, Norwegia. “Web Everywhere” menjadi tema besar tahun ini, berdasarkan fakta bahwa pilihan medium untuk mengakses internet semakin beragam. Mulai dari desktop, peranti bergerak, televisi, sampai dashboard mobil.

Lars Boilesen tidak berlama-lama karena panggung utama Up North Web 2011 adalah milik Håkon Wium Lie.

Sungguh beruntung Opera memiliki penggagas konsep CSS (Cascading Style Sheet) ini sebagai Chief Technology Officer. Pasalnya, Håkon-lah otak di balik berbagai inovasi teknologi web yang diterapkan di peramban Opera. Tak terkecuali pada acara ini.

Håkon memulai presentasinya dengan membacakan sebuah “surat untuk internet”. Agustus lalu, internet merayakan ulang tahun ke-25. Sepanjang usianya, internet telah menyumbang begitu banyak hal bagi kehidupan manusia modern, seperti Facebook, Google, dan Wikipedia.

“Tapi, masih ada sesuatu yang terkesan jadul pada halaman web, yakni scroll bar,” tukas Håkon.

Scroll bar disebut Håkon sebagai representasi gulungan perkamen yang ditinggalkan seiring kemajuan zaman. Posisinya digantikan oleh buku yang membagi teks ke dalam halaman-halaman berbeda sehingga lebih nyaman dibaca.

Analogi ini yang dipakai Håkon ke dalam Opera 12 yang saat ini tersedia dalam fase Alpha. Versi teranyar Opera ini bakal mempunyai opsi paged-presentation web atau dinamakan juga sebagai Paged Media. Walhasil, satu teks panjang (misalnya artikel Wikipedia) dapat dipilah-pilah menjadi beberapa kolom dan halaman web yang secara otomatis mengikuti ukuran layar. Jadi, jumlah halaman di desktop, misalnya, bisa saja berbeda dengan di tablet atau ponsel. Untuk membacanya, tinggal menggeser layar seperti membalik halaman buku.

Yang menarik, Paged Media bukan hanya memudahkan pengguna, melainkan juga pengembang web dan pemasang iklan. Soalnya, mereka dapat menentukan jumlah kolom untuk sebuah artikel dan besar space yang akan dialokasikan untuk banner iklan. Mereka bahkan bisa memajang iklan satu halaman penuh di sela-sela artikel, persis seperti di koran atau majalah.

Sebelumnya, kemampuan paginasi seperti ini cuma bisa dilakukan dengan bantuan program JavaScript. Opera melangkah lebih jauh dengan native support di peramban. “Cukup dengan menambahkan beberapa kode CSS saja,” ungkap Håkon.

Di samping Paged Media, Opera 12 Alpha telah mendukung hardware acceleration.

Fungsi ini memungkinkan Opera memanfaatkan kartu grafis di PC untuk pengolahan gambar, video, dan animasi yang lebih baik. Namun, memang belum semua tipe kartu grafis kompatibel dengan fungsi ini.

Feature menarik lainnya adalah dukungan lebih terhadap HTML5 dan OpenGL untuk menampilkan video dan animasi 3D tanpa perlu plugin khusus, koneksi langsung dari peramban ke webcam, penambahan themes, dan fasilitas bookmark langsung ke Speed Dial.

“Tapi, perubahan utama terletak di bagian yang tersembunyi, seperti kode JavaScript dan HTML parser,” kata Christen Krogh (Chief Development Officer Opera). Hal ini menjadikan Opera 12 Alpha lebih cepat 40% dan lebih hemat memori 30% dibanding versi sebelumnya.

Tidak hanya peramban desktop yang Opera benahi, peramban mobile pun tidak luput dari perbaikan.

Pada versi terbaru Opera Mini 6.5 dan Mobile 11.5, terdapat feature Data Usage. Di sini, tercantum ukuran halaman sebenarnya dan setelah dikompresi dalam satuan kilobytes. Walhasil, pengguna bisa mengetahui besar penghematan yang ia lakukan. Manfaat ini terutama akan dirasakan oleh mereka yang menggunakan paket data berbasis kuota atau sedang berstatus roaming.

“Ada lebih dari 200 juta pengguna aktif [Opera Mini dan Mobile]. Kalau dideretkan ke atas, hampir bisa menggapai bulan,” tukas Christen. Sebagai catatan, saat artikel ini ditulis, kedua versi anyar Opera Mini dan Mobile baru tersedia untuk OS Android. Platform lain dijanjikan menyusul segera. [UPDATE: Saat ini sudah tersedia Opera Mini 6.5 untuk semua platform: iOS, J2ME, Symbian S60, dan BlackBerry OS, sementara Opera Mobile 11.5 telah tersedia bagi Symbian S60.].

Berkaitan dengan tema “Web Everywhere”, Christen memaparkan latar belakang Opera mengembangkan peramban untuk TV.

“Media tradisional di seluruh dunia, meliputi media cetak dan TV, sedang mengalami masa-masa sulit. Media cetak tidak bisa naik ke level selanjutnya, sementara TV bisa,” paparnya.

Dalam jangka dua tahun sejak proyek ini dimulai, sekarang Opera sudah menjalin kerja sama dengan 7 produsen TV papan atas, antara lain Sony (untuk seri Bravia), Panasonic, Philips, dan Toshiba. Syaratnya, chipset yang dipakai harus mendukung operasional peramban. Teknologi web yang dipakai pun kurang lebih sama seperti di desktop, misalnya CSS dan HTML5 video tag.

Dalam praktiknya, Opera TV lebih menekankan pada pengalaman menggunakan aplikasi. Meski berbasis web, aplikasi di Opera TV sudah dioptimisasi supaya tetap tampil sempurna di layar TV.

Christen mendemokan aplikasi streaming Vimeo yang bisa melakukan fungsi pencarian dan memutar video. Aplikasi lain contohnya Twitter, Facebook, news feed, dan beberapa games. Opera bahkan telah membuka Opera TV Store sebagai tempat jual beli aplikasi.

Bisa jadi, peramban di TV adalah lahan kesuksesan masa depan bagi Opera. Apalagi, para kompetitor sepertinya belum bergerak ke arah sana. Memang sudah ada Apple TV dan Google TV, tapi peramban yang dibuat masih terbatas untuk dipakai di produk mereka sendiri. Lars Boilesen sendiri mengakui, “Sumber daya yang sangat besar [saat ini] kami kerahkan ke [Opera] TV.”

Menatap lebih jauh lagi ke depan, bukan mustahil Opera meluncurkan peramban-peramban khusus lagi untuk peranti jenis lainnya. Kasarnya, apa saja yang punya layar dan terhubung ke internet, Opera siap untuk mengembangkan produknya di situ. Mungkin Opera bercita-cita, suatu saat nanti idiom Web Everywhere akan memiliki makna sama dengan Opera Everywhere.(*)


ARTIKEL DI ATAS DIKUTIP DARI : INFO COMPUTER.COM

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More